Refleksi Memasuki Tahun Ajaran Baru.
Refleksi Memasuki Tahun Ajaran Baru.
Kehidungan manusia tak dapat dilepaskan dari pendidikan. Sejak dulu manusia telah menyadari kebutuhan dan pentingnya pendidikan. Dengan adanya perkembangan dunia, manusia semakin membutuhkan pendidikan.
Di zaman lampau pendidikan dapat dilakukan dalam konteks keluarga, tetapi seiring waktu pendidikan kini menjadi begitu berkembang dengan hadirnya lembaga-lembaga pendidikan dari Pendidikan Anak Usia Dini hingga jenjang tertinggi.
Kitab Amsal merupakan salah satu kitab yang memberikan perhatian terhadap pendidikan bagi manusia. Dalam keseluruhan Amsal pasal
Amsal 1:1-7 Amsal-amsal Salomo bin Daud, raja Israel,
untuk mengetahui hikmat dan didikan, untuk mengerti kata-kata yang bermakna,
untuk menerima didikan yang menjadikan pandai, serta kebenaran, keadilan dan kejujuran,
untuk memberikan kecerdasan kepada orang yang tak berpengalaman, dan pengetahuan serta kebijaksanaan kepada orang muda —
baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan —
untuk mengerti amsal dan ibarat, perkataan dan teka-teki orang bijak.
Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.
ini kita dapat menemukan istilah-istilah yang berkaitan dengan pendidikan seperti :
hikmat, didikan, kata-kata bermakna
(ayat 2), didikan yang menjadikan pandai, kebenaran, keadilan dan kejujuran
(ayat 3), kecerdasan, pengetahuan, kebijaksanaan
(ayat 4), ilmu, bahan pertimbangan
(ayat 5), pengetahuan, hikmat dan didikan
(ayat 7). Takut akan Tuhan sumber hikmat
Dari kitab Amsal, kita dapat menemukan bahwa pendidikan tidak hanya bersifat pengetahuan atau berkaitan dengan ilmu pengetahuan, tetapi juga berkaitan dengan keterampilan hidup (life skill) dan karakter.
Pendidikan yang hanya menitikberatkan pada pengetahuan, ilmu dan teori, hanyalah pendidikan yang berkaitan dengan otak atau rasio. Pendidikan seperti ini tidak akan cukup menolong seseorang berhasil dalam kehidupannya.
Manusia membutuhkan keterampilan hidup, seperti komunikasi, membangun relasi, mengatasi konflik, dll.
Untuk dapat berhasil dalam hidup ini, seseorang juga membutuhkan karakter yang baik dan kuat, seperti keuletan, tak mudah menyerah, sopan, jujur, dlll.
Lalu untuk mencapai semua hal yang disebutkan di atas, kita harus mulai dengan apa dan bagaimana,,?
Dalam Amsal 1:7 dikatakan bahwa takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan.
Takut sebenarnya berarti ngeri atau gentar. Tapi yang dimaksudkan di sini bukanlah ngeri atau gentar
melainkan dalam arti hormat atau taat. Hormat akan Tuhan, itulah syarat memperoleh sifat bijak dan kepandaian. Praktisnya, kita menyadari keberadaan Tuhan yang perlu dihormati dan dimintai petunjuk-Nya dan didengarkan.
Terkadang kita sering meremehkan keberadaan Tuhan di dalam hidup kita.
Bahkan kita sering merasa tidak membutuhkan Tuhan dalam kehidupan kita. Saudaraku, ketahuilah bahwa hal tersebut merupakan kesalahan terbesar yang ada!
Kita semua membutuhkan Tuhan. Itulah fakta yang ada. Apapun yang terjadi, kita tidak bisa melarikan diri dari Tuhan karena hidup kita sendiri diatur oleh Tuhan. Hidup kita berpangkal dari Dia, Sumber kehidupan itu sendiri.
Begitulah kita memandang arah dan gerak pendidikan, bahkan hidup itu sendiri.
Segala ilmu dan keterampilan harus didasarkan pada sikap takut pada Tuhan.
Perubahan budi dan karakter pun tak akan bermakna apabila kita mengesampingkan rasa hormat kita pada Tuhan. Kalau itu terjadi, maka dapat dipastikan bahwa semua itu hanyalah bayang-bayang semu atau kepura-puraan yang akan berujung pada ketiadaan.
Kita semua sementara berjuang untuk mendapatkan hasil maksimal dari kerja pendidikan yang sedang diselenggarakan.
Jika itu yang kita inginkan, maka sudah menjadi kemutlakan bagi kita semua untuk tetap memandang Tuhan sebagai satu-satunya Allah yang bisa membuat kita sanggup.
Ya, sanggup dalam segala hal baik. Belajar dan mengajar demi sebuah pribadi yang berilmu, berakhlak, bermoral, berketerampilan dan yang beriman.
Turut sertakan Dia dalam setiap hal yang kita rencanakan dan kerjakan, niscaya kita diterangi untuk berhasil. Mintalah hikmat dari Dia senantiasa dan pergunakan itu dengan bertanggung jawab dalam kehidupan ini.
Dari Dia datang segala hikmat dan kepandaian, ketika kita berupaya dan meminta. Dan di saat kita dapatkan apa yang Dia sediakan bagi kita yaitu ilmu, kepandaian, keahlian dan perilaku moral yang manis, maka kita berupaya mempersembahkan semuanya untuk hormat dan kemuliaan nama Tuhan.
Karena itu, kepentingan pendidikan bagi manusia haruslah berjalan seirama dengan iman yang murni kepada Dia Tuhan, Sang Guru dan Inspirator.
Selama kita hidup selama itu kita masih belajar dan selama proses belajar itu eksistensi Tuhan akan terus kita sadari sehingga Dia menjadi pusat dari segala sesuatu. Mari kita menyelaraskan ilmu dan iman, atau iman dan ilmu, sebab iman tanpa ilmu adalah picik sedangkan ilmu tanpa iman adalah pincang.
Komentar
Posting Komentar